Senin, 14 November 2016

☀Indra Penciuman☀


Pada topik sebelumnya, kalian telah belajar tentang sistem saraf yang erat hubungannya dengan alat-alat indra. Salah satunya adalah indra penciuman. Indra penciuman yang kita miliki adalah hidung. Hidung saling berhubungan dengan indra pengecap. Tahukan kamu apa hubungannya? Bagaimana pula cara hidung dapat mengenali bau dan mengingatnya? Sebelum mengetahui jawabannya, mari simak dahulu ilustrasi berikut.
Pernahkah kalian melihat satai yang sedang dipanggang? Ketika satai dipanggang, tentu kalian akan melihat asap yang mengepul dan mencium bau yang khas dari satai tersebut. Bahkan, ketika kalian tidak melihatnya secara langsung, kalian sudah bisa menebak bahwa itu adalah bau satai. Bagaimana hal itu bisa terjadi?
                         

      Segala macam rangsangan bau, termasuk bau satai di atas akan diterima oleh indra penciuman dan diteruskan ke otak. Otak akan menerjemahkan bau tersebut sehingga kita mengetahui bau apa yang sedang tercium. Nah, pada topik ini kalian akan memperdalam pemahaman tentang hal tersebut. Menarik bukan? Untuk itu, mari simak uraian berikut.

☀☀ HIDUNG ☀☀
Hidung merupakan indra penciuman manusia yang terdiri dari jembatan hidung, punggung hidung, lubang hidung, ujung hidung, dan sayap hidung (bagian luar hidung). Hidung dapat mencium bau dari kejauhan karena di dalamnya terdapat reseptor penciuman yang merupakan reseptor jauh (telereseptor). Reseptor penciuman ini juga merupakankemoresereptor, karena dapat menerima rangsang berupa zat kimia dalam bentuk uap/gas.
                             

       Hidung bagian dalam disebut juga dengan rongga hidung. Di dalam rongga hidung, terdapat bulu-bulu halus dan selaput lendir (mucus) yang berfungsi untuk menyaring udara dan menangkap benda asing. Selain itu, terdapat juga konka yang mempunyai banyak kapiler darah untuk menghangatkan udara yang masuk. Bagian belakang rongga hidung terhubung dengan nasofaring melalui dua lubang yang disebut choana.
       Daerah sensitif indra penciuman terletak di bagian atas rongga hidung, yaitu terdiri dari sel penyokong berupa sel epitel dan sel penciuman berupa neuron. Neuron berfungsi sebagai reseptor, yaitu berupa dendrit pendek dengan ujung tebal yang disebut dengan lubang pencium.
       Sel penciuman memiliki tonjolan ujung dendrit berupa rambut yang terletak pada selaput lendir hidung. Ujung lainnya berupa tonjolan akson yang membentuk berkas yang disebut saraf otak I (nervus olfaktorius atau saraf olfaktori). Saraf ini menembus tulang tapis, masuk ke dalam otak, kemudian bersinapsis dengan neuron traktus olfaktorius pada bulbus olfaktorius.
             

☀☀ FUNGSI HIDUNG ☀☀
Hidung mempunyai beberapa fungsi, yaitu:
1. menghirup udara pernapasan
2. menyaring udara
3. menghangatkan udara pernapasan
4. berperan dalam resonansi suara
5. berperan dalam proses pengecapan makanan

☀☀ PROSES PENCIUMAN BAU ☀☀
Proses penciuman bau dapat dijelaskan sebagai berikut.
               

Hasil penerjemahan bau oleh otak digunakan untuk berbagai kepentingan, yaitu:
a. Diinterpretasikan di korteks otak pada daerah bau primer.
b. Dihubungkan dengan pusat lainnya.
Contoh :
dengan pusat muntah bila seseorang mencium bau yang tidak enak, sehingga menyebabkan mual.
dengan hipotalamus bila seseorang mencium bau makanan yang sedap, sehingga terjadi sekresi ludah dan timbul perasaan lapar.
c. Disimpan di korteks otak sebagai memori ( ingatan).

☀☀ JENIS-JENIS BAU ☀☀
Berdasarkan strukturnya, sel reseptor dalam dendrit olfaktori dibedakan menjadi dua, sedangkan berdasarkan fungsinya, sel-sel reseptor dibedakan menjadi tujuh. Akan tetapi, setiap zat penimbul bau hanya merangsang satu jenis reseptor saja, sehingga otak dapat membedakan berbagai rasa bau. Terdapat tujuh rasa bau primer (utama), yaitu bau :
1. Eter/alkohol
2. Bunga
3. Peppermint
4. Muski
5. Kamper
6. Tengik
7. Pedas
Dengan gabungan ketujuh bau tersebut, kita dapat mengenal 400 macam bau.

☀☀ HUBUNGAN INDRA PENCIUMAN DAN INDRA PENGECAP  ☀☀
Indra penciuman dan indra pengecap saling berhubungan dan bekerja sama. Sebuah cita rasa makanan dapat dinikmati karena adanya gabungan antara rasa yang dikecap oleh indra pengecap dan bau yang dicium oleh indra penciuman. Dengan adanya indra penciuman dalam proses pengecapan makanan, nafsu makan akan jauh lebih meningkat.
       Selain berfungsi untuk meningkatkan nafsu makan, indra penciuman melalui saraf olfaktori juga berperan dalam memperingatkan adanya makanan yang busuk, kebocoran gas, polusi udara, dan asap yang berbahaya untuk tubuh. Selain itu, saraf olfaktori juga berperan sebagai elemen yang menengahi komunikasi dasar, misalnya interaksi ibu dan bayi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar